(0362) 21745
kubutambahan@bulelengkab.go.id
Kecamatan Kubutambahan

Membaca Prasasti Abad ke 11 di Desa Bengkala

Admin kubutambahan | 24 November 2016 | 2379 kali

Desa Bengkala di Kecamatan Kubutambahan sepertinya menjadi salah satu pusat peninggalan sejarah masa lampau di Bali Utara dengan ditemukan sejumlah artefak sejarah di desa tersebut.

 
Kubutambahan, Penemuan sejumlah artefak yang sebagian besar diantaranya berupa prasasti dari abad ke-12 atau tahun 1100-an masehi menjadikan Desa Bengkala di Kecamatan Kubutambahan sebagai salah satu pusat peninggalan sejarah masa lalu, seperti Prasasti Bengkala yang diterjemahkan pada tahun 2003 dan prasasti batu yang hingga kini masih ada di tebing Tukad Daya di sekitar Tibuan Lantang, Desa Bengkala.
 
Sejumlah peninggalan sejarah itu dipamerkan Selasa (22/11/2016) di Balai Masyarakat Desa Bengkala melalui program Rumah Peradaban, dimana masyarakat tidak hanya diajak memahami sejarah dan peninggalan sejarah di Desa Bengkala, namun juga diajak melihat dari dekat sejumlah peninggalan sejarah yang dipajang.
 
“Kami sudah berkoordinasi kepada Balai Arkeologi Denpasar, agar dibuatkan duplikat. Hari ini kami terima beberapa duplikatnya. Keberadaan duplikat dan naskah saduran ini membantu kami memahami sejarah desa kami,” ungkap Kepala Desa Bengkala, I Made Arpana, dilansir klik singaraja.
 
Walaupun telah banyak ditemukan peninggalan sejarah di Desa Bengkala, namun Desa Bengkala sendiri belum memiliki lokasi representative menyimpan benda-benda bersejarah tersebut, saat ini benda-benda itu disimpan di rumah Kelian Desa Pakraman Bengkala.
 
Kepala Balai Arkeologi Denpasar, I Gusti Made Suarbhawa mengatakan, peninggalan sejarah di Desa Bengkala, selama ini menjadi sumber budaya, tradisi, sekaligus potensi peninggalan budaya yang dimuliakan, diantaranya berupa Prasasti Bengkala kemudian dibuatkan Pura Peninjoan di Desa Bengkala.
 
“Prasasti itu sebenarnya ditemukan tahun 1971 dan baru tuntas dibaca pada tahun 2013. Dalam prasasti diceritakan bahwa masyarakat Bengkala mengajukan protes terhadap perilaku pejabat-pejabat kerajaan yang dianggap kurang adil. Prasasti itu pun diterbitkan untuk menyelesaikan masalah yang disampaikan perwakilan masyarakat. Prasasti ini dikeluarkan pada tahun saka 1103 atau tepatnya 22 Juli 1181 masehi, pada masa pemerintahan Rasa Jayapangus. Prasasti itu ditulis dengan aksara Jawa Kuno, bahasa Jawa Kuno,” papar Suarbhawa.
 
Peninggalan sejarah berupa Prasasti Bengkala, sepertinya membuka jati diri masyarakat setempat yang dimaknai dan dihormati setahun sekali dengan membuka dan membaca kembali, setiap tanggal 22 Juli dan Tanggal tersebut juga dijadikan sebagai hari jadi Desa Bengkala.[bbn/ksc/psk]
 
http://beritabali.com/read/2016/11/23/201611230002/Membaca-Prasasti-Abad-ke-11-di-Desa-Bengkala.html
Download disini