Pada Kamis (21/2), giliran Staf Khusus Presiden RI Lenis Kogoya diutus datang ke Buleleng melihat lokasi dan berdialog bersama pemerintah daerah dan warga. Kedatangan Lenis juga memenuhi undangan dari Pengurus (Prajuru) Desa Adat Kubutambahan.
Staf Khusus asal Papua itu dikawal patwal dari aparat kepolisian dan disambut Klian Desa Adat Kubutambahan Jro Pasek Ketut Warkadea, didampingi aparat pemerintah daerah, pemerintahan Desa Kubutambahan dan warga. Hadir juga Asisten Administrasi Pemerintahan Sekkab Buleleng Putu Karuna mewakili Bupati Putu Agus Suradnyana, didampingi Camat Kubutambahan Made Suyasa.
Lenis mengatakan, setelah mendengarkan penjelasan terkait dukungan warga terhadap proyek bandara, pihaknya langsung memuji sikap warga tersebut. Bahkan, kemauan warga yang memberikan lahan milik Desa Adat Kubutambahan menjadi lokasi pembangunan bandara baru di Buleleng sangat baik dan hanya baru ditemukan di Buleleng.
“Saya kira ini patut ditiru seperti Kepala Adat (Kelian Desa Pakraman) menyatakan tanah ini sudah lepas hampir 370 hektare. Justru masyarakat yang menyerahkan, bukan pemerintah yang menawarkan kepada masyarakat,” katanya.
Menurut Lenis, setelah mendapatkan keterangan dari warga dan melihat langsung lokasi, pihaknya berjanji segera berkoordinasi dengan Menhub-RI terkait dengan penerbitan izin Penetapan Lokasi (Penlok) bandara baru. Dia memuji, lokasi Bandara baru di Buleleng ini sangat indah.
Walaupun sempat pesimis karena jarak dari Depasar menuju Buleleng menyusuri jalan berkelok. Setelah melihat langsung di lokasi, Lenis mengaku bangga meihat hamparan alam Buleleng yang sangat indah.
Kelian Desa Adat Kubutambahan Jro Pasek Warkadea meminta agar izin penetapan lokasi bandara baru segera dikeluarkan. Ia mengatakan krama Desa Adat Kubutambahan sudah setuju dengan rencana pembangunan bandara baru di Bukit Teletubies, Desa Kubutambahan.
Menurut Warkadea, lahan yang digunakan adalah lahan yang tidak produktif sehingga cocok dialihfungsikan untuk pembangunan bandara baru demi kesejahteraan masyarakat.
Di tengah optimisme Bandara akan dibangun di Kubutambahan, mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Buleleng ini menilai kalau ada pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari wacana pembangunan bandara di daerahnya. Bahkan, wacana itu sengaja dihembuskan untuk menimbulkan pro kontra terkait lokasi bandara di darat atau di laut. Untuk itu, Warkadea dengan tegas mengingatkan siapapun pihak yang berkepentingan tidak melakukan penggiringan opini, sehingga menimbulkan polemik di masyarakat.
Terkait lokasi, dirinya tidak mempermasalahkan sepanjang tidak merelokasi pura. “Harapan kami Izin Penlok segera turun, sehingga situasi konflik yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab bisa diakhiri. Jangan masyarakat kami dibuat dengan wacana pro kontra, apalagi dikatakan menolak bandara. Bandara ini kami dukung penuh di manapun lokasinya sepanjang tidak menggusur pura dan kita ketahui di darat pun tidak ada menggusur pura,” katanya. (Mudiarta/balipost)
Sumber Berita : http://www.balipost.com/news/2019/02/22/69362/Tinjau-Bandara-Buleleng,Presiden-Joko...html