Singaraja, 31 Oktober 2024 – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng menggelar Focus Group Discussion (FGD) secara daring untuk membahas finalisasi Dokumen Rencana Kontingensi Gempa Bumi Kabupaten Buleleng Tahun 2025-2027. Kegiatan ini bertujuan menyusun strategi, operasional, dan pedoman yang komprehensif dalam penanganan darurat bencana gempa bumi, serta memperkuat sinergi antar lembaga terkait.
Mewakili Camat Kubutambahan, Kasi Trantib PolPP menugaskan Staf yakni Komang Sri Astini dan Komang Leni Sawitri, untuk turut mengikuti FGD secara daring. FGD dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Buleleng, I Gusti Bagus Rony Ariyana, SH.
Dalam FGD ini, para peserta mendiskusikan berbagai aspek terkait gempa bumi, mulai dari sejarah bencana di Bali Utara, potensi dampak terhadap berbagai sektor seperti kependudukan, infrastruktur, ekonomi, lingkungan, hingga layanan publik. Selain itu, dibahas pula mengenai struktur organisasi komando penanganan bencana, alur penanganan darurat, dan perencanaan dukungan sumber daya.
Narasumber dari Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) Singaraja dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) turut memberikan paparan mengenai hasil kajian dan riset terkait gempa bumi di wilayah Buleleng. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam penyusunan rencana kontingensi yang lebih efektif dan relevan.
I Gusti Bagus Rony Ariyana menyampaikan bahwa FGD ini merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi di Kabupaten Buleleng. "Dokumen rencana kontingensi ini akan menjadi pedoman bagi seluruh pihak dalam penanganan darurat bencana, sehingga diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dan mempercepat proses pemulihan," ujarnya.
Dengan adanya dokumen rencana kontingensi yang komprehensif dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan Kabupaten Buleleng semakin siap menghadapi ancaman gempa bumi dan dapat memberikan respons yang cepat dan tepat dalam situasi darurat.