Kintamani, Bali – Dalam rangka mendukung strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) pada sektor pariwisata, khususnya dalam pengembangan Desa Wisata Ramah Perempuan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengadakan Forum Diskusi Implementasi PUG dalam Pengembangan Desa Wisata Ramah Perempuan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan tentang kebijakan PUG serta mendorong peran perempuan dalam pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Mewakili Camat Kubutambahan, Plt. Kasi Sosial dan Budaya, I Made Sukrapa, S.Sos, menghadiri acara yang berlangsung pada Senin, 9 Desember 2024, bertempat di Toya Devasya Bali, Jalan Puri Bening (STA), Toya Bungkah, Kintamani, Bali. Forum diskusi ini menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten, termasuk Wakil Menteri Pariwisata, Plt. Sekretaris Menteri Kementerian Pariwisata, serta pengelola desa wisata, Pemerintah Daerah, Camat Kintamani, Camat Tejakula yang diwakili oleh Kasi Pembangunan, Para Perbekel Se Kecamatan Tejakula, Perbekel Desa Bukti, Mengening, Tambakan dan Tamblang Kecamatan Kubutambahan dan Pokdarwis Desa.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan arah kebijakan PUG di bidang pariwisata, khususnya dalam pengembangan desa wisata yang ramah perempuan. Salah satu fokus utama adalah untuk memperoleh gambaran tentang dinamika pengembangan desa wisata dari sisi peran perempuan (supply) dan potensi pasar (demand). Selain itu, forum ini juga bertujuan untuk mendorong sinergi antara berbagai pemangku kepentingan dalam merancang implementasi kebijakan PUG yang dapat mendukung pengembangan desa wisata ramah perempuan.
Acara dibuka dengan penyampaian arah kebijakan dan implementasi PUG oleh Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi, yang juga merupakan Ketua Tim Koordinasi PUG Kementerian Pariwisata. Selanjutnya, para narasumber memberikan presentasi mengenai implementasi PUG di desa wisata, serta berbagi pengalaman melalui best practice terkait pengembangan desa wisata ramah perempuan.
Diharapkan, forum ini dapat menjadi wadah untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, pengelola desa wisata, dan berbagai pihak terkait dalam mendorong kesetaraan gender dalam pengembangan desa wisata. Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan, PUG diharapkan dapat menjadi landasan dalam menciptakan desa wisata yang tidak hanya ramah perempuan, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan.