(0362) 21745
kubutambahan@bulelengkab.go.id
Kecamatan Kubutambahan

Perbekel Desa Bengkala I Made Astika Terima Kunjungan dari Kantor Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia

Admin kubutambahan | 21 Maret 2024 | 133 kali

Bengkala - Rabu (20/3/2024) Informasi yang diterima dari perangkat Desa Bengkala, Tenaga Ahli Madya Kedeputian V Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu Politik, Hukum, Pertahanan, Keamanan, dan HAM Strategis, Kantor Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia, Sunarman Sukamto mengunjungi Desa Bengkala Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng.

Kehadiran rombongan Staf Presiden RI beserta rombongan diterima langsung oleh Perbekel Desa Bengkala Made Astika.“kami melaksanakan kunjungan ini guna mencari informasi tentang keberadaan warga Disabilitas yang ada di Desa Bengkala serta ingin mengetahui tentang profil Desa Bengkala yang sudah sering kami dengar dan lihat di media selama ini". ujar Sunarman Sukamto.

Beliau juga berharap kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah dikemudian hari ada yang masuk ke Desa Bengkala sehingga dapat menghapuskan stigma kesenjangan antara penyandang disabilitas dengan warga negara normal lainnya.

Dalam Kesempatan ini, Perbekel Desa Bengkala I Made Astika mengucapkan selamat datang dan terima kasih sudah berkunjung ke Desa Bengkala, semoga apa yang menjadi tujuan Bapak Sunarman Sukamto selaku Staf Kepresidenan Republik Indonesia bisa terlaksana dengan baik dan lancar.

"beginilah kondisi Desa Bengkala yang dimana terkenal atau sering disebut juga sebagai Desa Kolok", Ucapnya Mekel (Kepala Desa) Astika.

Dikutip dari laman Website Dinas Kebudayaan Kab Buleleng, Desa Bengkala merupakan sebuah desa di Kecamatan Kubutambahan,Kabupaten buleleng Bali Utara.Menurut catatan berbentuk lempengan tembaga dari zaman pemerintahan Paduka Sri Maharaja Haji Jayapangus Arkaja Cihna (1133-1173 Masehi), ditemukan data mengenai desa Bengkala tetapi juga disebut Bengkala oleh masyarakat.

Desa Bengkala merupakan sebuah desa istimewa karena memiliki komunitas tuna rungu wicara (Tuli dan bisu) cukup besar. Sektar 2% dari jumlah keseluruhan penduduk Desa Bengkala,lahir dalam keadaan kolok atau tuli dan bisu dalam Bahasa Bali.Desa Bengkala ini sering disebut juga sebagai Desa Kolok.

Desa Bengkala memiliki sekolah luar biasa khusus mengajarkan Bahasa isyarat yang digunakan di Desa Bengkala.Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Kolok,namun terbuka bagi siapapun yang ingin belajar dipersilahkan tanpa mengenal batasan usia.Desa Bengkala juga memiliki Tari Janger Kolok,yakni tarian yang semua penarinya adalah orang kolok atau bisu dan tuli.

Meski di desa itu kerap dijadikan obyek penelitian namun sejauh ini, warga masih tetap mempercayai, kekolokan yang terjadi disebabkan oleh kutukan.Selama orang kolok masih ada di Desa Bengkala, warga percaya, kutukan itu belum hilang.Walaupun kewajiban memberikan iuran untuk mendukung upacara keagamaan. Meski begitu, mereka tidak mau berdiam diri. Penderita gagu tuli ini tetap berusaha menempatkan diri seperti warga lainnya.