-
kubutambahan@bulelengkab.go.id
Kecamatan Kubutambahan

Kasi Trantib Kecamatan Kubutambahan Hadiri Rakor BPBD Buleleng: Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Jadi Fokus Utama.

Admin kubutambahan | 26 November 2025 | 62 kali

BULELENG – Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban (Kasi Trantib) Satpol PP Kecamatan Kubutambahan, Made Sukanatha, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Antisipasi Bencana yang diselenggarakan di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, pada Selasa, 26 November 2025.

Rakor tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Buleleng, I Gede Suyasa, yang memaparkan data dan strategi penanggulangan bencana di wilayah Buleleng.

Kalak BPBD I Gede Suyasa memaparkan bahwa sepanjang tahun 2025, Kabupaten Buleleng telah mencatat 280 kejadian bencana. Mayoritas kejadian ini didominasi oleh bencana hidrometeorologi, seperti Tanah longsor, Banjir dan Pohon tumbang.

Kerugian yang ditimbulkan dari ratusan kejadian tersebut cukup signifikan, terutama pada sektor non-bencana yang kini dialihkan untuk penanggulangan darurat.

Sebagai upaya mitigasi dan penanggulangan, BPBD Buleleng telah melakukan penguatan dari sisi regulasi dan kerja sama, termasuk:

  1. Penerbitan 6 Peraturan Bupati dan 1 Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana di tahun 2025.
  2. Penyelenggaraan 72 kegiatan sosialisasi tentang kebencanaan yang menjangkau 7.534 sasaran warga masyarakat.
  3. Pelaksanaan 55 kali kegiatan pelatihan pencegahan dan mitigasi di 7 kawasan target, seperti pesisir, sekolah, industri, perkantoran, dan kawasan wisata.
  4. Realisasi Bantuan Sosial (Bansos) Belanja Tak Terduga (BTT) Kabupaten maupun Provinsi dengan total nilai Rp1.737.700.000.
  5. Penguatan desa siaga, di mana Kecamatan Kubutambahan sendiri memiliki 13 Desa Tangguh Bencana (Destana), dengan rincian 6 Desa Pratama, 6 Desa Madya, dan 1 Desa Utama.

Kabid Kedaruratan dan Logistik, Gede Mahendra, turut menekankan hal-hal yang harus dioptimalkan desa dalam situasi tanggap darurat, seperti:

  1. Pendataan kerawanan bencana, peringatan dini, dan penetapan titik kumpul aman.
  2. Perencanaan evakuasi kelompok rentan (anak-anak, lansia, ibu hamil, orang sakit, dan difabel).
  3. Penyiapan logistik dan SDM tanggap bencana.

Rakor tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan utama sebagai langkah mitigasi:

  1. Pemetaan daerah rawan bencana hidrometeorologi.
  2. Melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) termasuk simulasi bencana.
  3. Mengaktifkan Posko Bencana dan Apel Siaga.
  4. Mengoptimalkan peran Camat dalam penanggulangan bencana melalui pembentukan Kecamatan Tangguh Bencana bersama instansi lintas sektor.
  5. Segera melaporkan setiap kejadian dan penanggulangan bencana yang dilakukan.

Ditekankan pula harapan agar setiap kecamatan segera membentuk Tim KENCANA dan di tingkat kabupaten dibentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana untuk mempercepat respons di lapangan. Acara ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab mengenai strategi antisipasi bencana di Buleleng.