(0362) 21745
kubutambahan@bulelengkab.go.id
Kecamatan Kubutambahan

Perwakilan WHDI Kecamatan Kubutambahan Hadiri Rapat Rutin Bahas HUT dan Program Kerja.

Admin kubutambahan | 08 Mei 2025 | 31 kali

Singaraja, Bali - Perwakilan Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kecamatan Kubutambahan, Made Artawati dan Komang Ayu Marheni, menghadiri rapat rutin WHDI Kabupaten Buleleng. Rapat yang dipimpin dan dibuka langsung oleh Ketua Pelaksana Harian WHDI Kabupaten Buleleng (yang juga merupakan Wakil Bupati Buleleng) ini dihadiri oleh Penasehat, Ketua, dan Sekretaris WHDI dari seluruh kecamatan se-Kabupaten Buleleng. Pertemuan ini berlangsung di Rumah Jabatan Bupati Buleleng pada Kamis, 8 Mei 2025.


Dalam kesempatan tersebut, beberapa agenda penting dibahas, meliputi:

  1. Persiapan Persembahyangan HUT WHDI: Rapat membahas persiapan persembahyangan bersama di Pura Jagatnatha dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) WHDI yang jatuh pada tanggal 27 Mei 2025.
  2. Penataan Struktur Organisasi: Agenda selanjutnya adalah penataan struktur organisasi dan susunan pengurus WHDI di tingkat kecamatan se-Kabupaten Buleleng.
  3. Penertiban Busana Adat ke Pura: Ditekankan mengenai pentingnya penertiban dalam berbusana adat, terutama saat mengunjungi Pura. Aturan yang disosialisasikan meliputi penggunaan sanggul Bali, kebaya lengan panjang, kamen yang sopan dan tidak pendek, wajib menutup mata kaki, penggunaan selendang bersambung yang dipasang dengan peniti (tidak diikat), serta larangan membawa telepon genggam saja saat bersembahyang.
  4. Kelengkapan Saat Sembahyang: Peserta rapat diingatkan untuk membawa bunga/canang, dupa, dan korek api saat bersembahyang, tidak hanya membawa telepon genggam.
  5. Pemberdayaan UMKM dalam Acara Desa: WHDI di tingkat desa didorong untuk membuka peluang usaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam berbagai acara odalan atau kegiatan desa, seperti penjualan makanan (boga), dupa, camilan, busana, dan lain-lain.
  6. Pengkoordinasian Kegiatan Purnama/Tilem: WHDI diharapkan dapat mengkoordinir kegiatan persembahyangan bersama, pesantian, dan ngayah (kerja bakti) pada saat Purnama dan Tilem, serta menunjukkan keaktifan dalam setiap acara atau upacara di desa.
  7. Pengaktifan Mesuka Duka: Pentingnya mengaktifkan kembali tradisi mesuka duka (ungkapan belasungkawa dan bantuan saat ada kedukaan) ditekankan untuk mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan rasa gotong royong dimasyarakat.


Sumber : Plt. Kasi Sosbud Artawati