(0362) 21745
kubutambahan@bulelengkab.go.id
Kecamatan Kubutambahan

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional

Admin kubutambahan | 23 Mei 2014 | 1875 kali

Kebangkitan Nasional adalah masa dimana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan republic Indonesia yang sebelumnya tidak pernah  muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini ditandai dengan 2 (dua) peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928), masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mmulai diperjuangkan sejak masa multatuli. Selasa(20/5) kemarin upacara pengibaran bendera merah putih dalam rangka memperingati hari kebangkitan nasional yang ke-106 tahun 2014 di Kecamatan Kubutambahan di laksanakan di halaman kantor camat kubutambahan, meski dalam peringatan tersebut bertepatan dengan hari raya penampahan galungan tidak mengurunkan niat para peserta upacara untuk ikut serta memperingati hari besar tersebbut. Persiapan barisan sudah dimulai sejak pagi dari pukul 07.00 wita sehingga upacara dapat dimulai pukul 07.30 wita. Camat Kubutambahan Drs. Komang Sumertajaya sebagai Inspektur Upacara pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tersebut dengan didampingi Muspika Kecamatan Kubutambahan. Anggota KORPRI, Anggota TNI/PORLI, Aparat Desa, Siswa – Siswi SD, SMP, SMA/SMK juga hadir pada upacara tersebut. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini di lengkapi dengan pembacaan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia oleh Inspektur Upacara, dalam sambutannya Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyampaikansejalan dengan semangat dan jiwa kebangkitan nasional peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-106 Tahun 2014 ini mengambil tema “Maknai Kebangkitan Nasional Melalui  Kerja Nyata Dalam Suasana Keharmonisan dan Kemajemukan Bangsa” tema ini mengandung tiga makna yang sekaligus menjadi instrumen ukuran sejauh mana nilai—nilai nasionalisme terimplementasi dalam karsa , cipta dan karya kekinian kita secara nyata artinya, nasionalisme bukan sekedar diskursus dan wacana yang sorak-sorai. Makna nasionalisme kekinian bukan lagi kamuflase kerinduan romantisme perjuangan masa lalu. Makna kedua bahwa pada dasarnya menginginkan sebuah keharmonisan dalam perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nasionalisme terbangun bukan dari perilaku saling menuding, bukan saling menyalahkan dan bahkan bukan untuk saling menyingkirkan. Kekuatan kebangsaan tersemai dalam kohesivitas yang harmonis dari kekuatan dan energi potensi yang telah kita miliki. Komitmen untuk berbagi dan bersinerji dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional itulah yang menjadi ukuran, sejauh mana karsa, cipta dan karya kita sudah memberikan kekuatan bagi terbangunnya keharmonisan perilaku kita dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang amanah. Makna ketiga adalah memberi rujukan bahwa kekuatan sebuah bangsa tercirikan dari bagaimana perbedaan dan kemajemukan dapat terkelola menjadi kekuatan. Itulah niat mulia untuk menyatukan perbedaan-perbedaan yang dimiliki bangsa ini melalui sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928. Indonesia  yang memiliki lebih dari 300 kelompok etnis, lebih dari 250 bahasa daerah dalam percakapan;keragaman dan komposisi pemeluk agama yang tersebar di seluruh nusantara adalah sebuah kekayaan sekaligus kekuatan. Sebagai Negara yang kaya akan keberagaman etnis,suku,budaya dan agama menyadari bahwa kohesivitas kesadaran akan keragaman senantiasa harus terjaga secara terus menerus dan berkesinambungan. Nilai-nilai toleransi akan perbedaan, nilai-nilai kemajemukan yang tumbuh berkembang atas dasar komitmen dan kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak boleh luntur sampai kapanpun. Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini berlangsung Khidmat hingga akhir acara.